seingatku kita pernah jadi pelaut,
yang penuh dengan mimpi-mimpi.
seingatku dulu kau dan aku,
menunjuk pelabuhan yang sama.
mengapa sekarang kau menggenggam erat jemarimu.
menepis tanganku?
seingatku dulu matamu menyimpan matahari,
mengapa sekarang kau enggan.
melihatku lagi?
kita pelaut yang lugu. kita pengembara,
yang saling membutakan mata masing-masing.
apa kau butuh istirahat? berapa lama?
kau ingin berdiam saja di sini menunggu.
hantaman ombak yang berikutnya?
angin hanya menonton. kita sungguh pelaut yang buruk,
kita tak ubahnya pengembara yang kehilangan kaki.
aku lelah mengemudi. kau lelah menunjukkan arah.
akan ke mana perginya kapal kita?
mengambang di tengah samudera?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar