Ia adalah perempuan yang tidak ingin kehilangan perasaanku, meski ia tak
tahu bagaimana perasaannya sendiri. Ia bisa datang untuk menagih
senyum hangat yang biasa ia terima, ia bisa pergi untuk memberi senyum
yang biasa dirindukan. Ia tidak tahu seperti apa ia berputar-putar di
dalam kepalaku, ia tidak tahu siapa-siapa saja di seisi kepalanya. Ia
memiliki keinginan yang banyak, aku tahu aku bagian kecil di antaranya.
Aku tidak habis pikir mengapa ia tidak tahu bahwa aku begitu
mengetahuinya, sebab mungkin yang ia ingin tahu hanyalah rasa
keingintahuanku saja. Ia membuatku kesal karena ia bingung, tetapi aku
membuatnya bingung karena aku kesal. Jadi siapa yang salah? Apakah aku
terlalu egois karena aku laki-laki yang yakin siapa aku, ataukah ia yang
terlalu merengek karena ia perempuan yang tidak yakin kepada semua
laki-laki?
Nice banget Ibank.
BalasHapus