Okeh, let’s the story begins, sebelum kita membahas apa itu FCC, ada
baiknya dulur-dulur tau dulu apa itu Casuals Culture, tentu saja karena
menggunakan bahasa inggris, Casuals Culture pertama kali berkembang di
Inggris akhir tahun 70-an dan awal 80-an, dimana konflik antar pendukung
klub di Inggris tengah panas-panasnya, sehingga akses para pendukung
sepakbola untuk memasuki bar dan melakukan perjalanan tandang
Semakin
sulit akibat larangan dari otoritas setempat dan ancaman pendukung klub
lawan. Sejak itu, produk sandang dari desainer terkemuka di Inggris
seperti Burberry, Stone Island, CP Company, Sergio Tacchini, Fila,
Trainers Adidas Originals, Ellesse, Scott & Lyle menjadi pilihan
alternatif pengganti jersey dan merchandise klub yang dinilai terlalu
berbahaya untuk dipakai, disamping itu infiltrasi ke kelompok saingan
pun semakin mudah dilakukan.
Lalu
bagaimana dengan kultur skinhead dan hooliganisme? Banyak orang yang
mengidentikan casuals dengan kultur skinhead dan hooligan, oke..begini
ceritanya, casuals memiliki keterkaitan dengan kultur skinhead, karena
pada awal kemunculannya kultur ini kaum skinhead lah yang memilih
berpakaian tanpa warna klub di stadion, mereka memilih menggunakan boots
marten dan perry kebanggan mereka di tribun namun pada saat itu
otoritas disana mengidentikan skinhead dengan perusuh sepakbola.
Sehingga penampilan sporty ala petenis kondang saat itu, casuals sendiri
menyatukan banyak subkultur dalam kultur sepakbola. Berbagai genre
musik dari post punk, oi!, new wave, hardcore hingga britpop identik
dengan kultur Casuals.
Lalu apa hubungannya
dengan hooliganisme? Hmmm… sebenarnya saya menghindari term hooligan
dalam bahasan ini, karena hooligan adalah term yang diciptakan media
untuk sesuatu yang buruk dalam kultur pendukung sepakbola seperti
perkelahian antar pendukung sepakbola, pengrusakan fasilitas umum, dll.,
beberapa Casuals memang mempraktikan hooliganisme dalam aktivitasnya,
oleh karena itu saya sangat menghindari term hooligan di ranah ini.
Kultur
Casuals masuk ke ranah budaya pop saat sineas tertarik untuk
mengangkatnya pada layar lebar, sebt saja The Firm 1984, I.D, Cass, The
Rise of Footsoldier, Green Street I & II, Football Factory, Awaydays
dan The Firm 2009 dan beberapa judul lainnya. Diantara banyak film
tersebut, menurut saya The Firm dan Awaydays lah yang paling mendekati
kultur Casuals, dimana unsur fesyen sebagai bagian dari kultur Casuals
sangat ditonjolkan oleh sang pembuat film.
FCC as local casuals
Okeh,
lalu apa itu FCC? FCC merupakan kependekan dari Flowers City Casuals,
yang maknanya kurang lebih sebagai Casuals dari Kota Bandung, berawal
dari kesukaan akan budaya inggris, hoby bergaya dengan brand eropa dan
kecintaan pada Persib Bandung, sekitar tahun 2005 berdirilah FCC.
Berbeda dengan klub penggemar Persib Bandung lainnya, FCC tidak memiliki
struktur organisasi dan keanggotaan formal.
Dimanakah
FCC bisa ditemui? Oya, kami selalu berada di sisi utara Stadion
Siliwangi di setiap laga tandang, jangan berharap mendapatkan koreografi
yang indah disini, apa lagi berharap bisa bernyanyi bersama chants “Uwa
– Ewe” atau “******Bonek sama Saja”, karena kami tidak seperti itu,
kami berbeda dengan pendukung dari bagian timur pulau jawa tersebut, tak
ada panglima, tak ada koreografi, mungkin hanya caci-maki terhadap klub
lawan yang akan didapatkan disini.
Diluar
tribun, kami bisa ditemui pada waktu-waktu tertentu, seringkali di kedai
seputaran kota Bandung yang menjual bir dengan harga yang tidak terlalu
mahal, namun bukan berarti semua dari FCC adalah peminum bir, bahkan
beberapa diantara kami adalah penganut taat paham Straight Edge, dan
kami respek dengan itu semua.
Ada hal-hal yang
sangat dibenci oleh FCC di Stadion, memakai jersey atau merchandise klub
yang tidak ada hubungannya dengan pertandingan saat itu, apalagi
ditambah dengan tidak menggunakan alas kaki (karena kami menganggap
setiap laga Persib adalah seremonial suci yang harus sangat dihargai,
bayangkan saja kamu datang ke pesta perkawinan tanpa alas kaki) dan
menyanyikan lagu persahabatan antara dua grup pendukung sepakbola dengan
embel-embel “Satu Hati” WTF! Dan satu lagi, membawa gitar ukulele di
tribun, Tai Suci! (maksudnya Holyshit) Apa lagi itu!
Okeh,
siapapun bisa menjadi bagian FCC, tentunya mencintai Persib dan kultur
Casuals. Bersikap Casuals dan mari bergabung bersama kami disini, di
tribun utara!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar