Jumat, 31 Juli 2020

Queen of liar

Halo ratu, ini aku. Aku mengetik ini sambil tersenyum, just in case kamu membaca ini.


Terimakasih udah menerima aku di kehidupan aku yang begitu susah untuk dimengerti jangan lupa sampaikan maaf aku untuk paduka raja yang menjagamu, tak bermaksud aku untuk merebut mahkotamu.

Ratu, mungkin ini klise, tapi sejujurnya aku ingin menyampaikan bahwa kamu bisa menjadi tempat berteduh kita aku basah kuyup diterjang badai, kamu bisa menjadi dermaga ketika aku lelah berlayar, dan kamu bisa menjadi tempat di mana aku bisa berkeluh kesah tanpa aku harus khawatir tentang penilaian diriku di mata orang banyak.

Tapi apa kamu sadar, kita sering menyia-nyiakan kehadiran seseorang. Berpikir kalau perasaan yang mereka miliki untuk kita itu cukup besar untuk membuat mereka terus berada di samping kita. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Kita juga sering melupakan kalau perasaan orang juga bisa berubah. Kita sengaja lupa akan itu? Atau kamu takut terlepas karena kamu sudah terlanjur lama menjalani dengan paduka raja?

Maafkan aku yang begitu lancang terhadap paduka raja, sungguh aku ingin meminta maaf, tapi rasa takut akan hukuman yang akan aku dapat sangat besar, tolong sampaikan pada paduka raja untuk tidak usah khawatir, karena aku sudah terbiasa untuk kau sampingkan.

Bagaimana bisa aku menyalahkanmu karena telah jatuh hati?

Padahal dia sudah bersedia untuk melakukan apa saja demi memperjuangkanmu, namun mengapa masih kamu yang terbayang-bayang dalam hatiku?

Dia memang lebih pantas untuk bersanding denganmu karena dia memiliki segala hal yang tidak aku punya. Tidak heran jika kamu jatuh hati kepadanya.

Dalam mencintaimu, aku sudah sampai di suatu titik dimana otakku berteriak menyuruhku untuk berhenti dan hatiku terus membujukku untuk mencoba lagi.

Jauh dalam lubuk hatiku, aku tidak ingin merindukan seseorang yang ternyata juga sedang dirindukan oleh orang lain.

Sampaikan maaf aku untung paduka raja.