Jumat, 27 November 2015

(Part I) Iseng backpackeran dari Bandung - Bali - Lombok - Jogja - Bandung


"Bahagia itu sederhana ketika kita bisa menyatu dengan alam dan menikmati setiap detik keindahannya" - Angela C

MENYATU DENGAN ALAM :(

Bukan deng, bukan alam alam yang itu. Hahaha..

Jadi gini, beberapa hari kemaren saya dengan teman saya melakukan perjalanan gitu.. Jalan-jalan sambil liburan ngilangin bayang-bayang BAB I, II, III, IV, V. Yap! Kebeneran kita baru ngalahin skripsi yang cukup menyita waktu. Berawal dari iseng-iseng nonton youtube, cari tempat-tempat bagus di Indonesia. Akhirnya tempat yang dirasa cocok adalah Lombok, dengan keeksotisan pemandangan laut dan gunungnya hingga pemandangan itulahnya ada..

Oke niat udah ada.. Cuma masih ada satu masalah lagi, masalah yang benar-benar besar, masalah yang sulit untuk diselesaikan, tidak lain dan tidak bukan adalah masalah isi dompet. HAHAHAHA! Pada saat itu kita berpikir keras bagaimana caranya kita bisa sampe Lombok dengan budget yang minim? Akhirnya setelah perencanaan yang sangat singkat kita memutuskan melakukan perjalanan dengan backpackeran. Yeaaaah! Persetan dengan yang bakalan terjadi di depan kita nanti yang penting bakar jalan dulu lah..

Prolognya segitu aja kayaknya deh..

Selasa 17 November 2015, kita berangkat dari Bandung tepatnya stasiun kereta Kiaracondong menaiki kereta Kahuripan dengan tujuan ke Jogja, harga tiket pada saat itu kita kena Rp. 90.000/orang sampe Jogja. Oh iya kita naik keretanya malam hari (jam 8 malam) dengan berbagai pertimbangan. Pertama, agar kita bisa tidur pulas di kereta, kedua agar kita sampai Jogjanya di pagi hari terus langsung transit dengan kereta Sri Tanjung dengan tujuan Banyuwangi Baru karena kereta Sri Tanjung berangkat dari Jogja pada pagi hari. Kereta pun berangkat dengan disambut tangis air mata dari teman-teman, sahabat, keluarga, dan orang tua yang melihat kita berangkat dari kereta. Hahaha enggak deng..

Perjalanan dari Bandung sampai Jogja menggunakan kereta ekonomi Kahuripan kira-kira menghabiskan waktu 9-10 jam, tapi itu semua gak akan terasa karena kita berdua TIDUR, Hahahaha! Akhirnya sekitar pukul 5 pagi kita tiba di stasiun Leumpuyangan, Jogja. Setibanya di stasiun Leumpuyangan kita langsung bergegas mandi di toilet stasiun biar seger, sehabis mandi saya tampan dan mempesona langsung menuju loket tiket lagi dan membeli tiket perjalanan kedua kita menggunakan kereta Sri Tanjung untuk menuju stasiun Banyuwang Baru.

Stasiun Leumpuyangan, Yogyakarta

Kereta Sri Tanjung berangkat dari Stasiun Leumpuyangan pada jam 7 pagi dengan harga tiket Rp.100.000/orang dengan tujuan stasiun Banyuwangi Baru, jadi pada saat itu kita bisa memaksimalkan waktu tunggu sekitar 2 jam di Jogja dengan duduk-duduk manja, gelonjotan di pentungan hansip stasiun, dan yang paling penting sarapan. Sarapan yang deket-deket aja biar gak kejauhan dari stasiun, di sekitar stasiun banyak pedagang makanan yang enak dan murah-murah, makan nasi kucing aja Rp. 10.000 udah kenyang kok. Jangan lupa beli bekal makanan buat di kereta, karena perjalanan dari stasiun Leumpuyangan ke Banyuwangi Baru menyita waktu kurang lebih 15 jam. Sekedar info nih, makanan yang dijual di kereta lumayan mahal menurut saya. Nasi goreng yang isinya cuma telor dan bawang aja dijual Rp. 20.000 itu pun porsi balita. Hahaha.

Sekitar jam 7 pagi, saya udah duduk manis di kereta Sri Tanjung, dan siap-siap menuju stasiun Banyuwangi Baru. Kereta pun berangkat dengan disambut tangis air mata dan lambayan tangan penuh suka cita dari tukang nasi kucing, supir taksi, tukang delman, dan orang-orang Jogja yang melihat kita berangkat dari kereta. Hahaha enggak deng..

Perjalanan dari Jogja menuju Banyuwangi ini lumayan jauh, lumayan lama juga. Tapi pemandangan diluar kereta cukup keren menurut saya.. Kadang-kadang kita melihat sawah, kadang-kadang ada gunung juga, ada pemandangan lumpur lapindo, ada orang-orang, ada batu-batu, ah keren deh pokoknya.

Pemandangan Indah dari orang yang duduk di depan saya


Setelah kurang lebih 15 jam menggagahi kursi kereta, akhirnya saya sampai di stasiun tujuan akhir. Yap! Stasiun Banyuwangi Baru. Jadi, perjalanan total dari Bandung menuju stasiun Banyuwangi Baru sekitar 25-26 jam. Hahaha lumayan bikin pantat agak terkikis,

Sampai di Stasiun Banyuwangi Baru kita istirahat dulu, dan seperti biasa kita nebeng mandi (terimakasih PT.KAI yang sudah menyiapkan kamar mandi bersih buat kita). Dari stasiun kereta Banyuwangi Baru tujuan saya selanjutnya adalah ke pelabuhan Ketapang. Dari stasiun kereta Banyuwangi banyak yang menawarkan becak, ojek untuk menuju pelabuhan ketapang. Tapi karena kita gak punya duit banyak berjiwa backpackeran lebih baik berjalan kaki saja, karena jarak dari stasiun Banyuwangi Baru ke Pelabuhan Ketapang sekitar 200 meter lah, jalan kaki 10 menit juga nyampe.

Di dekat stasiun Banyuwangi Baru banyak tukang nasi yang murah, pada saat itu saya makan yang namanya nasi campur. Saya memilih nasi campur karena di bandrol dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp 10.000/porsi dan es teh manis Rp. 2000/gelas. Jadi total makan malam saya adalah Rp. 12.000. 

Karena bokong terlalu lama duduk alangkah nikmatnya makan sambil jongkok

Sambil dinner saya ngobrol-ngobrol juga dengan warga sekitar, katanya kalo dari Banyuwangi ke Lombok itu bisa naik truk dari pelabuhan Ketapang, cari supir yang langsung ke Lombok. Karena biasanya supir truk yang ke Lombok bawa Truknya sendiri, jadi lumayan juga buat nemenin supir truk ngobrol, kalo naik truk kita gak usah bingung bayar kapal penyebrangn, jadi bisa hemat biaya juga. 

Oh iya, malam hari itu kami memutuskan untuk tidur dulu satu malam di penginapan sekitar stasiun Banyuwangi Baru, kebetulan saya ngobrol dengan orang yang punya penginapan di sana. Karena beliau tau saya backpackeran dari Bandung, akhirnya beliau mengijinkan saya tidur di penginapannya dengan biaya 20rb/malam. Hahaha penginapan terbaik!

Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi

Pagi hari kita langsung menuju ke pelabuhan Ketapang, oh iya niatnya kita mau cari truk dari pelabuhan, tapi karena banyaknya calo tiket di pelabuhan kita memutuskan untuk cari truk di dalam kapal saja. Takutnya ketika saya cari truk dari pelabuhan saya diculik calo tiket, terus diperkosa, kan ngeri juga.. Tiket nyebrang dari pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk (Bali) harganya Rp. 7.500. Lama waktu yang dibutuhkan dari pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk sekitar 30 menit. Nah, ketika naik kapal sebaiknya digunakan untuk cari supir truk yang ke Lombok, ngobrol-ngobrol aja sama supir yang ada di kapal. Tapi lagi-lagi kita gagal cari supir truk di kapal karena kita.... TIDUR! Hahaha..

Bagi yang backpackeran, nemu kursi panjang dikit rasanya nikmat banget!

Sekedar info aja, buat yang backpackeran mana mungkin bawa bantal yak.. Tapi jangan khawatir, berdasarkan pengalaman sotoy saya kemaren, kita bisa bikin bantal dadakan dengan menggunakan botol bekas air mineral yang satu liter. Lah, gimana caranya? Begini, siapkan botol bekas air mineral yang satu liter, terus isi air ke dalam botol air mineral tersebut. Isi airnya jangan banyak-banyak sih, cukup 1/3-nya aja. Karena kalo kebanyakan nanti si botol tersebut bisa jadi terlalu keras, dan kalo kurang air botol tersebut bisa kempes karena gak kuat nahan beban kepala kita. Atau atur-atur aja kadar air dalam botol tersebut, kalo kita suka bantal yang keras maka isi airnya yang banyak, begitu pun sebaliknya.

Lanjut ceritanya,,

Setelah terombang-ambing selama 40 menit dalam lautan luka dalam di laut, alhamdulillah sampe juga di pelabuhan Gilimanuk, di sini saya bingung harus kemana untuk cari angkutan truk ke pelabuhan Padang Bai (Bali) karena emang tujuan kita ke Padang Bai agar bisa nyebrang ke pulau Lombok. Saya ingat wejangan dari papah saya sebelum berangkat dari Bandung: "Kunci dari backpackeran adalah ngopi sama orang sekitar." 

Dari pelabuhan Gilimanuk saya ngopi dulu sama tukang ojek di sana, tanya-tanya gimana caranya dapet pacar orang Bali dapat angkutan murah truk menuju pelabuhan Padang Bai. Tukang ojek tersebut menyarankan jika saya ingin melakukan perjalan menuju pelabuhan Padang Bai menggunakan truk lebih baik naik truknya dari tempat penimbangan truk, karena setiap truk yang masuk dari pelabuhan Gilimanuk pasti ditimbang dulu di sini dan jarak dari pelabuhan ke tempat penimbangan truk sekitar 10 menit menggunakan sepeda motor. Akhirnya saya menaiki ojek menuju tempat penimbangan truk dengan bayar ojek Rp. 10.000. Di tempat penimbangan ini saya tidak langsung menaiki truk, karena tujuan truk dari sini berbeda-beda, ada truk yang ke Bali, Flores, Sumbawa, Lombok, dll. Jadi sebelum naik truk mending tanya-tanya dulu ke supirnya. Disarankan jika kalian ingin naik truk ke Lombok cari truk dengan plat "DR" karena plat tersebut langsung menuju ke pelabuhan Padang Bai dan gak muter-muter di Bali dulu. Di moment ini kita harus giat melihat-lihat plat nomer truk, siapa tau ada yang berplat nomer "DR" datang. Sekitar 20 menit menunggu di tempat penimbangan kita menemukan truk dengan plat nomer "L" dan ketika kita menanyakan supir tersebut, beliau bilang beliau akan langsung ke Lombok. Tanpa pikir panjang kita langsung naik truk tersebut. Oh iya, sebenernya kita beruntung dapet truk plat "L" yang ke Lombok, biasanya truk dengan plat "L" nurunin barang dulu di Bali. Sebelum naik truk kita negosiasi harga dulu ke supir biar sampe Lombok, pada saat itu saya mencapai kesepakatan dengan supir truk Rp.50.000 sudah sampe Lombok. Ooooh senangnya..

Tancap gas paaaak!


Pada kesempatan kemaren saya bertemu dengan supir namanya Pak Edi, beliau orangnya baik banget, humoris, dan genit ke cewek. Hahaha. Kenapa saya bilang genit? karena setiap ada cewek seksi yang ada di depan truknya selalu diteriakin "TAHU" - Entah apa tujuan pak Edi ini teriak-teriak "tahu" kalo ada cewek cantik yang melintas, saya pun tertarik mencobanya.. Pokoknya kalo ada cewek cantik di depan harus teriak "Tahu!" begitu ucapnya. 

Neng TAHUUUUU... TAHUUUUUUU... Berapa neng? TAHUUUUUU...

Kita berangkat dari penimbangan truk jam 1 siang, dan sampe ke pelabuhan Padang Bai pada pukul 8 malam, jadi perjalanan dari pelabuhan Gilimanuk ke pelabuhan Padang Bai menggunakan truk pak Edi menghabiskan waktu sekitar 7 jam. Terus kita nyebrang dari Padang Bai pada pukul 3 pagi. Loh kok nyebrang jam 3 pagi? Sekedar info nih, jika kalian sampe pelabuhan Padang Bai menggunakan kendaraan umum kalian bisa nyebrang kapan aja, tetapi jika kalian nebeng truk seperti saya kalian harus antri sabar karena banyak truk-truk lain yang akan menyebrang menuju Lombok. Selama di pelabuhan Padang Bai, saya, teman saya, dan pak Edi menunggu giliran untuk naik ke kapal. Di hari itu kita menunggu truk untuk naik ke kapal selama kurang lebih 8 jam. Yap! selama 8 jam ini saya pake untuk curhat ke pak Edi. Hahaha! Pak Edi ini selain supir truk, beliau juga pernah mengendarai bis, pernah jadi tukang soto yang sukses di Lamongan, bisa mijit, bisa nerawang, bisa bikin anak, ah banyak hal lainnya yang bikin saya kagum sama bapak yang satu ini. Saya masih ingat pesan dari bapak Edi yang pernah jadi tukang soto sukses: "Kalo kamu pengen usaha, jangan mikirin untung. Pikirkan dulu cara dapat pelanggan, jika sudah banyak pelanggan untung bakal ngikutin" kira-kira seperti itu pesan beliau kepada saya.

Tepat jam 3 pagi saya mulai masuk kapal dengan truk pak Edi, kalo naik truk seperti saya ini tidak usah bingung bayar naik kapal lagi, pokoknya tinggal duduk aja di truk langsung ke Lombok. Harga tiket kapal nyebrang untuk umum (hasil saya tanya-tanya ke warga sekitar) dari pelabuhan Padang Bai (Bali) ke pelabuhan Lembar (Lombok) sekitar Rp. 60.000/orang (harga November 2015)

Perjalanan di kapal dari pelabuhan Padang Bai ke Pelabuhan Lembar memakan waktu sekitar 5 jam di atas laut. Beruntung saya naik kapalnya yang subuh, jadi bisa tidur sebentar, terus pas bangun langsung galer dikasih liat pemandangan matahari muncul ditengah laut diantara gunung-gunung yang berdiri gagah di pulau Lombok. ditengah laut diantara gunung-gunung? Gimana ya maksudnya? Yagitudeh pokoknya anjir keren lah!!

04.20 WITA - Lombok, 20 November 2015 

05.20 WITA - Lombok, 20 November 2015 


Sampai di pelabuhan Lembar saya ditanya pak Edi mau kemana tujuan saya ini? Tujuan saya adalah mendapatkan hatinya pak, karena dia sangat berarti buat saya, saya tidak bisa hidup tanpanya, pak! Please pak bantu saya mendapatkannya! ke Senggigi. Kebetulan di Senggigi saya punya teman yang punya penginapan murah di sana. Pak Edi bilang bahwa dia hanya bisa mengantarkan saya sampe ke Ampenan, karena tujuan akhir truk pak Edi adalah Ampenan. Oke deh pak, kita ikut bapak sampe ke Ampenan. Perjalanan dari pelabuhan Lembar ke Ampenan sekitar 40 menitan. Sesampainya di Ampenan saya tidak langsung pergi ke Senggigi, saya bantu-bantu pak Edi dulu bongkar muatan. Lumayan buat pengalaman sekalian balas budi ke pak Edi yang udah membantu saya hingga sampai ke Lombok ini.

Bongkar muatan dulu

3 menit kemudian.....

Adek lelah bang....

Setelah beres bongkar muatan, perjalanan saya dilanjutkan dengan naik bemo! Bemo itu semacam angkot yang pintu penumpangnya ada di belakang, yoih dari Ampenan naik bemo ke Senggigi. Naik Bemo dari Ampenan ke Senggigi dikenakan biaya Rp. 10.000.

Naik Bemo dari Ampenan ke Senggigi. Ngeeeeng ~

Setibanya di Senggigi saya dijemput teman saya untuk diantar ke penginapannya, di perjalanan menuju penginapan saya berhenti dulu untuk menikmati pemandangan sore hari di pantai Senggigi. Ah ini indah pisan!

Senja di Senggigi, 20 November 2015

Ah sial, teh manis panas saya habis.. Cukup sekian dulu kali ya cerita saya sampe Lombok, nanti saya lanjut cerita explore keindahan Lomboknya dan cara balik ke Bandung, yang jelas jika kalian niat ingin liburan ke Lombok gak usah banyak duit dulu baru berangkat. Total budget yang saya keluarkan hinggan bisa sampe Senggigi ini:

Tiket kereta dari Bandung ke Jogja: Rp. 90.000
Tiket kereta dari Jogja ke Banyuwangi Baru: Rp. 90.000
Biaya penginapana di Banyuwangi: Rp. 20.000/malam
Tiket kapal nyebrang dari pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) ke Gilimanuk (Bali): Rp. 7.500
Tiket dari Gilimanuk (Bali) ke Lombok: Rp. 75.000

Kalo dihitung-hitung sekitar Rp. 300rb udah termasuk makan dan rokok, saya bisa sampe ke Lombok. Oke ya! Nanti dilanjut lagi deh bikin teh manis panas dulu...

Yang mau tanya-tanya seputar perjalanan cerita cinta saya dari Bandung ke Lombok bisa lewat twitter saya di @kabsyar atau tulis-tulis aja di kolom komentar di bawah.. Thank you for reading hope you apa yah.. ah terimakasih!